Langsung ke konten utama

Be a Good Muslim Doctor-Tes Masuk FK UII

• seri Menjemput lmpian •

Be a Good Muslim Doctor

Pengalaman mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam lndonesia (UII) melalui jalur Computer Based Test (CBT), lolos Tes Tahap l dan ll, dan dinyatakan Diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Kedokteran.


"Dik, jika Allah izinkan kamu diterima di PKN STAN dan Fakultas Kedokteran, mana yang kamu pilih?"

"Insya Allah, kedokteran," adik menjawab mantap.

"Meskipun di universitas swasta?"

"Jika itu adalah FK UII, maka insya Allah, ya."

Adik konsisten dengan pilihannya, ia lebih memilih FK UII, meski sebelumnya telah dinyatakan diterima di Fakultas Farmasi sebuah perguruan tinggi negeri (PTN). Ia tak melakukan registrasi lebih lanjut di PTN tersebut, dan melepaskannya.

Adik juga konsisten, lebih memilih FK UII, meski dinyatakan lulus PKN STAN tahap l (pengumuman hari ini, Rabu, 31 Juli 2019, peringkat 209 dari 8910 peserta tes PKN STAN yang lolos tahap l se-lndonesia, -jumlah peserta tes tahap l lebih dari 137.000 dari seluruh lndonesia-.

"Pendidikan Kedokteran yang kutempuh di FK UII, dan ilmu agama yang (nantinya) kuperoleh di sini, tak lepas dari doa akung rahimahullah, yang selalu mendoakan kebaikan dan keselamatanku di dunia hingga akhirat, dengan ikhtiar kuliah di FK UII. Ini untuk akung," kata adik dengan air mata berlinang, mengingat akung yang wafat tepat satu hari setelah ia mengabarkan sangat bersyukur kepada Allah, yang telah memudahkan segala sesuatunya dan mengabulkan doanya, diterima di FK UII dan mantap memilih kuliah di FK UII. Insya Allah, ini yang terbaik yang Allah karuniakan untuknya.

Akung, adalah salah satu keluarga yang sangat mendukung adik kuliah di FK UIl. Akung mendoakan adik agar kelak berhasil menjadi seorang dokter muslim yang baik dan profesional, dengan menempuh pendidikan di universitas lslam yang memberikan nilai-nilai lslami pada mahasiswanya. Ull memenuhi kriteria tersebut.

Di UII terdapat sejumlah aktivitas studi lslam seperti Penanaman Nilai Dasar lslam (PNDI, sebelumnya dinamakan Orientasi Nilai Dasar lslam atau ONDI), dan kegiatan Pesantrenisasi, sebagai implementasi kurikulum Ulil Albab.

Ulil Albab, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surah 'Ali-'Imran ayat 190-191 :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab, yaitu mereka yang berdzikir (mengingat) Allah sambil berdiri, atau duduk, atau berbaring, dan mereka yang berpikir tentang kejadian langit dan bumi..."

Ulil Albab digambarkan sebagai orang yang senantiasa berdzikir (mengingat Allah), tafakur, dan tadabbur.

Di UII, mahasiswa akan mendapatkan sentuhan lslam, yakni belajar membaca Al-Quranul Karim, menulis huruf hijaiyah, mempelajari ilmu fiqih, aqidah, akhlaq, menghafal Juz 'Amma dan doa sehari-hari, kegiatan mentoring (kategori pendalaman keislaman, meliputi hafalan Al-Qur'an, mengaji Al-Qur'an/kajian lslam), Emotional Spiritual Quotient (ESQ), dan sebagainya;

FK UII memiliki visi sebagai institusi yang rahmatan lil ‘alamin, berkomitmen pada kesempurnaan (keunggulan) risalah Islamiyah di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan dakwah, setingkat dengan Fakultas Kedokteran yang berkualitas, yang bertaraf nasional dan internasional pada tahun 2025;

FK UII juga memiliki program rekognisi global untuk calon dokter profesional. FK UII memiliki Program Studi Profesi Dokter yang bertujuan menghasilkan dokter yang profesional, beramal ilmiah, berilmu amaliah, dan berakhlakul karimah, yang mampu berperan sebagai penyedia layanan kesehatan (care provider), pemimpin masyarakat (community leader), pengambil keputusan (decision maker), manajer, dan komunikator, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik sebagai dokter di tingkat layanan primer.

Insya Allah, doa terbaik akung untuk satu-satunya cucu cantik shalihahnya (karena ia satu-satunya cucu perempuan, di antara ke-6 cucu laki-lakinya) ini dikabulkan Allah, 'Be A Good Muslim Doctor'.

Allahumma aamiin.


Universitas Islam Indonesia (UII) pada awalnya bernama Sekolah Tinggi Islam (STI), didirikan oleh beberapa tokoh nasional seperti Dr. Mohammad Hatta, K.H. Abdulkahar Muzakkir, Mohammad Roem, K.H. A. Wahid Hasyim, K.H. Mas Mansyur, Mohammad Natsir, serta tokoh lainnya di Jakarta, pada 8 Juli 1945.

STI menjadi pendidikan tinggi nasional pertama di Indonesia yang kemudian berubah status menjadi universitas, dan bernama Universitas Islam Indonesia pada 3 November 1947 sebagai respon keinginan dan kebutuhan untuk mengintegrasikan antara pengetahuan dan akhlak.
Pada tahun akademik 2018/2019, UII memiliki 8 Fakultas, dengan 4 program Diploma Tiga, 24 program Sarjana, 5 program Profesi, 10 program Magister dan 3 program Doktor.

UII telah terakreditasi institusi A, dan sebagian besar dari program studi di UII telah mendapat akreditasi A, termasuk Fakultas Kedokteran UII, dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Kampus UII terletak di beberapa wilayah, seperti Kampus Terpadu, yang dibangun sejak tahun 1990 dengan lahan seluas 36 hektar di daerah sejuk/dingin di Jalan Kaliurang km. 14,5 Kabupaten Sleman, dekat daerah wisata Kaliurang dan berjarak 20 km dari puncak Gunung Merapi.

Kampus Terpadu UII telah dilengkapi berbagai fasilitas seperti masjid, poliklinik dan apotek, gelanggang olah raga, student convention centre, asrama mahasiswa, auditorium, bookstore (Periplus), serta fasilitas laboratorium (bersertifikai ISO 17025 dari Komite Akreditasi Nasional untuk Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Kualitas Lingkungan), e-learning (Moodle dan Google Classsroom), dan perpustakaan yang mendukung proses pembelajaran pada level perguruan tinggi.

Kampus lainnya adalah untuk Fakultas Ekonomi terletak di Jalan Ringroad Utara, Condong Catur, Kabupaten Sleman. 

Kampus untuk Fakultas Hukum di Jalan Taman Siswa No.158, Yogyakarta; di Jalan Cik Dik Tiro No.1, Yogyakarta; dan Kampus di Demangan Baru No.24, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

UII adalah satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) lslam yang telah memiliki akreditasi A (sangat baik) dari BAN-PT, memiliki rumah sakit berstandar internasional untuk praktik Pendidikan Kedokteran yakni Jogyakarta lnternational Hospital (JIH) di Yogyakarta, dan kini sedang membangun rumah sakit di tepi Pantai Parangtritis, Yogyakarta.

UII juga tercatat menduduki peringkat pertama PTS terbaik berakreditasi A di lndonesia, yang diakui oleh Kementerian Pendidikan Tinggi/Kemendikti (2018).

UII memiliki jaringan kerja sama dengan ratusan perguruan tinggi nasional, perguruan tinggi luar negeri, lembaga pemerintah dan industri.

Dalam membangun jaringan kerja sama, UII menjadi salah satu penggagas jaringan kerja sama antarperguruan tinggi (Nationwide University Network in Indonesia) bersama 25 perguruan tinggi lain di Indonesia. Sebelum itu, UII juga telah melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi Islam se-Asia tenggara.

Dalam jaringan dengan perguruan tinggi nasional, UII menjalin kerja sama antara lain dengan : 

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 
Universitas Diponegoro, 
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 
Universitas Gajah Mada, 
Universitas Bina Nusantara, 
Universitas Udayana, 
Akademik Kepolisian RI, 
serta berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam jejaring Nation University Network Indonesia (NUNI).

Pada tahun 2018, UII telah menjalin kerja sama aktif dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian luar negeri di berbagai benua, antara lain dengan :

The Faith Mehmet Vakif University in lstanbul Turkey,
Universiti Malaya,
Universiti Sains Islam Malaysia,
Rajamangala University of Technology,
Burapha University,
Queensland University of Technology,
The Hague University of Applied Sciences,
University of Technology Petronas,
University of Hawai’i at Manoa,
Zhejiang University,
dan puluhan institusi mitra kerja sama aktif lainnya.

Kemitraan dengan perguruan tinggi luar negeri tersebut memberikan kesempatan bagi sivitas akademika UII untuk memperluas mobilitas internasional dibidang akademik seperti penelitian kolaboratif, gelar ganda, pertukaran mahasiswa, dan bentuk kerja sama lainnya.

Selain itu, kerja sama yang dijalin UII juga mencakup kemitraan dengan lembaga pemerintah, antara lain :

Kementrian Agama, 
Kementrian Sosial, 
Kementrian Perhubungan, 
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 
Mahkamah Agung, 
Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, 
Dewan Perwakilan Daerah, 
Komisi Pemberantasan Korupsi, 
Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Agama di beberapa daerah, 
Badan Standardisasi Nasional, 
Badan Perlindungan Konsumen Nasional, 
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, 
serta beberapa pemerintah daerah tingkat propinsi, kabupaten, dan kota.

UII melakukan kerja sama dengan kalangan industri dan asosiasi dalam berbagai bentuk kegiatan, antara lain penyediaan beasiswa, perekrutan lulusan UII, seminar, workshop, bantuan peralatan untuk laboratorium.

Kalangan industri dan asosiasi yang melakukan kerja sama dengan UII antara lain :
Microsoft, 
Metrohm Netherlands, 
SAP, 
Exxon Mobile Oil, 
Tifico, 
BRI, 
Bank Muamalat, 
Bank Mandiri, 
Bank Bukopin, 
Edugate, 
Acer, 
Cisco Networking Academy, 
Oracle, 
Ikatan Advokat Indonesia (DPP IKADIN), 
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), 
Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), 
Asosiasi Notariat Indonesia (ANI), 
Ikatan Arsitek Indonesia, 
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, 
Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia, 
PT. Bursa Efek Indonesia, 
PT. Asuransi Takaful, 
Metro TV, 
TV One, 
PT. Krakatau Steel, 
PT. Golden Energy Mines Tbk., 
dan lain-lain.


Sebelum ini, menjelang penerimaan mahasiswa baru Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN 2019, adik memacu diri belajar intensif materi Computer Assisted Cat (CAT) sebagai persiapan mengikuti tes Tahap l PKN STAN.

Jumat, 5 Juli 2019, ia mengikuti CAT PKN STAN. Alhamdulillahi, Allah mudahkan ia mengerjakan soal CAT. Nilainya melampui passing grade (nilai ambang batas). Ia berhak melangkah ke tes tahap berikutnya yang dijadwalkan berlangsung pada di 3-9 Agustus nanti (Psikotes, dan Ujian Kesehatan dan Kebugaran/UKK).

Meskipun ia mengikuti tes masuk PKN STAN, tak menyurutkan langkahnya untuk mencoba tes masuk fakultas kedokteran.
Keinginannya untuk menjadi dokter, sangat kuat. 

Jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan tes masuk PKN STAN, ia telah melakukan pendaftaran online untuk dapat mengikuti tes masuk FK UII dan UGM. 

Tes masuk FK UII dilaksanakan di kampus masing-masing, yakni UII di Kaliurang, dan UGM di Bulak Sumur, Yogyakarta, dengan selang waktu 1 minggu.

Setelah mengikuti tes Tahap l PKN STAN (Computer Assisted Cat) di hari Jumat, esok harinya, Sabtu ba'da subuh, kami mendampingi adik berangkat ke Bandara Radin lnten ll Bandar Lampung menuju Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.

Kami bersegera menuju kawasan Kaliurang, karena esok harinya (Minggu) adalah jadwal adik mengikuti tes masuk FK UII di kampus UII yang berada di Kaliurang, Yogyakarta.

FK UII kami pilih, karena merupakan
Fakultas Kedokteran yang mendapat akreditasi A (sangat baik) sejak tahun 2012, berturut-turut hingga 2018/2019 (mudah-mudahan seterusnya), bahkan menjadi PTS peringkat 1 terbaik di lndonesia.

Dalam Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Universitas Islam Indonesia (UII) Tahun Akademik 2019/2020, proses seleksinya dilaksanakan melalui empat pola yaitu:

• Computer Based Test (CBT)

CBT yaitu pola seleksi yang dilakukan secara daring (online), baik yang dilaksanakan di Kampus Terpadu UII maupun beberapa lokasi di luar Kampus Terpadu UII. 

Seleksi CBT di luar Kampus Terpadu UII diselenggarakan di SMA/MA di beberapa wilayah kota/kabupaten yang menjadi mitra UII sebagai penyelenggara seleksi CBT (test center).

• Paper Based Test (PBT)

PBT yaitu pola seleksi tes tertulis yang terdiri atas pola PBT Potensi dan PBT Mandiri. Pola seleksi PBT diselenggarakan di Kampus Terpadu UII.

• Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB)

PSB yaitu pola seleksi yang dilakukan untuk memberi kesempatan bagi calon mahasiswa baru yang memiliki prestasi di bidang akademik, olah raga, seni, dan budaya untuk masuk menjadi mahasiswa UII tanpa melalui ujian tertulis. 

Proses seleksi ini juga ditawarkan bagi calon mahasiswa yang berasal dari daerah tertinggal, terluar dan terdepan (3T) dan/atau berlatar belakang dari keluarga kurang mampu (duafa) dan memerlukan bantuan biaya pendidikan dan memiliki prestasi akademik yang tinggi untuk menjadi mahasiswa UII.

• Penelusuran Hafiz Alquran (PHA)

PHA yaitu pola seleksi yang ditujukan untuk siswa berprestasi dengan kemampuan akademik yang tinggi dan hafal Alquran minimal 10 juz.

Keempat pola seleksi penerimaan mahasiswa baru tersebut diberlakukan untuk semua program studi Diploma (D3) dan Sarjana (S1) yang ditawarkan di UII.

Khusus untuk program studi Pendidikan Dokter, proses seleksi terdiri atas dua tahap seleksi, yaitu (1) seleksi tahap l melalui CBT, PBT, PSB, atau PHA; dan (2) seleksi tahap ll.

Seleksi Tahap ll ini khusus ditujukan untuk calon mahasiswa yang memilih Program Studi Pendidikan Dokter (FK), dan telah dinyatakan lolos seleksi dari salah satu pola yang ditetapkan: CBT, PBT, PSB, atau PHA.

Materi Ujian Tahap II meliputi:

• Psikometri;

• Materi kedokteran dasar (materi pelajaran Fisika, Biologi dan Kimia setingkat pengetahuan SMA yang terkait topik Kedokteran Dasar);

• Baca Tulis Alquran (BTAQ), khusus bagi pendaftar yang beragama Islam;

• Bahasa Inggris;

• Diskusi Kelompok;

• Wawancara

Ujian Tahap II ini menentukan kelulusan calon mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, namun tidak mengubah besarnya Dana Catur Darma yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dokumen asli dan salinan yang harus dibawa dan diperiksa (verifikasi), meliputi :

- Akta Kelahiran, disyaratkan maksimal berusia 21 tahun (khusus Program Studi Pendidikan Dokter) pada saat mendaftar;

- Rapor SMA atau sederajat Jurusan IPA (MIA) Semester 2, 3, dan 4 atau Semester 3, 4, dan 5.

-----------

▪ Tes Tahap l FK UII 

Computer Based Test (CBT)

Minggu, 7 Juli 2019, pukul 07.00 WIB, adik mengikuti Tes Tahap l FK UII, dimulai dengan verifikasi berkas yang dipersyaratkan.

Pukul 07.30 WIB, bel berbunyi, saatnya adik mengikuti CBT.

Pada hari itu, ada 4 ruangan yang digunakan untuk CBT. Masing-masing ruangan berisi 30 orang.

Tes berlangsung hingga mendekati waktu dzuhur. 

Begitu bel berbunyi tanda waktu mengerjakan tes berakhir, kami menghambur, menyambut adik yang keluar dari ruang tes. Ia terlihat pucat, lemas, dan lesu, namun di bibirnya tersungging senyum. "Alhamdulillah, aku dinyatakan lulus Tes Tahap l, dan berhak mengikuti Tes Tahap ll, besok pagi. Terima kasih banyak ya Ma, Pa, atas ridha dan doa restu kalian untukku."

Masya Allah, tabarakallahu. Alhamdulillah. 

Kami sangat bersyukur kepada Allah. Kami juga berterima kasih pada adik, atas doa dan ikhtiarnya selama ini untuk meraih cita-citanya.

Kami memeluk dan mencium pipinya. Suhu badannya meninggi. Ia terlihat lelah dan kurang sehat sejak Jumat hingga Minggu ini. Semalampun ia tak ngoyo belajar, mengantuk lalu tidur, setelah minum obat.

Ia bercerita, di ruangannya hanya ada 1 orang (dari 30 orang peserta tes), yang nilainya memenuhi passing grade, dan berhak mengikuti Tes Tahap ll. 

Begitu ia selesai mengerjakan CBT, lalu mengunci datanya (lock out), dalam hitungan detik, di layar komputer menampilkan kalimat, "Selamat, Anda lolos Tahap l Pendidikan Dokter."

Masya Allah, tabarakallahu. La haula wa la quwwata illa billah. Semua terjadi atas kehendak Allah. Tak ada daya dan kekuatan, kecuali itu datangnya dari Allah. 

Allah mengabulkan hajat dan doa hamba-Nya. 

Alhamdulillahi Rabbil 'alamiin.

Ia melanjutkan ceritanya, bahwa materi yang diujikan pada tes masuk FK UII jauh berbeda dengan soal tes masuk PKN STAN (CAT). 

Semua sama sulitnya, namun dengan peruntukan yang berbeda. Di CBT ini ada materi kimia, fisika, biologi (pengetahuan kedokteran dasar). 

Ia mengatakan bahwa mapel kimia, fisika, biologi, dan matematika untuk tes masuk FK, tak sempat ia pelajari kembali. Ia hanya mengandalkan ingatan saat menimba ilmu di SMA hingga Ujian Nasional (UN).

Sebagai orang tua, kami memaklumi, pasca UN SMA, ia lebih fokus belajar materi CAT PKN STAN, yang baginya lebih sulit ditaklukkan dibanding materi masuk PTN.

Ia tak meremehkan materi PTN, dan ia masih memiliki hafalan materi kimia, fisika, biologi, dan matematika. Hanya saja, setelah UN SMA, ia lebih memprioritaskan belajar untuk CAT PKN STAN, karena ada hal baru dan menantang di sana.

Meskipun belum tentu ia memilih kuliah di PKN STAN, tapi ia belajar sungguh-sungguh materi CAT sebagai salah satu jalan ikhtiarnya.

Ia percaya, yang terbaik menurutnya, belum tentu itu yang terbaik baginya menurut Allah. Yang terbaik menurut Allah, itulah yang ia pinta.

Ia hanya berusaha semaksimal mungkin dalam belajar, tidak setengah-setengah dalam memperjuangkan sebuah cita-cita, yakni impian yang besar, yang ingin diraih, dan Allah ridha atasnya.

▪ Tes Tahap Il FKU UII

Senin, 8 Juli 2019, pukul 06.30 WIB kami telah sampai di lokasi tes, yakni FK UII, Kaliurang, Yogyakarta.

Senyum adik mengembang. Matanya berbinar saat membaca slogan FK UII, "Be a Good Moeslem Doctor." 

Seolah, pesan itu ditujukan padanya, yang dijawabnya, "lnsya Allah, aku akan menjadi seorang dokter muslim yang baik, amanah, profesional, bermanfaat bagi banyak orang, dan menolong agama Allah, sebagai jalanku meraih ridha-Nya. 

Bismillaahirrahmaanirrahiim (dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)," ia menepuk pelan dadanya.

Adik melangkahkan kakinya dengan mantap, tanpa ragu, memasuki FK UII.

Hawa udara Kaliurang pagi itu terasa sangat dingin, terutama bagi adik yang masih merasa kurang sehat. Suhu badannya masih panas.

Lagi-lagi, semalam ia tak belajar. Ia mengantuk lalu tidur pascaminum obat. Ia hanya menyempatkan berdiskusi sebentar dengan kami, sebagai persiapan dirinya mengikuti serangkaian tes Tahap ll FK UII, esok hari.


Esok harinya, tepat pukul 07.00 WIB, peserta tes diminta masuk Ruang Auditorium, untuk mendapatkan pengarahan singkat. 

Setelah itu mereka keluar ruangan, lalu berpindah masuk ke ruang tes, yakni di Laboratorium FK UII.

Hari itu ada 22 peserta tes yang berhak mengikuti Tes Tahap ll, terdiri dari 5 orang laki-laki, dan 18 orang perempuan.

Tes berlangsung mulai Pukul 07.30 -11.45 WIB. 

Selama adik mengikuti tes, kami menunggunya di mushalla FK UII, menunaikan shalat (dhuha hingga dzuhur), membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa kepada Allah, untuk memberikan petunjuk, kemudahan, keberkahan, dan yang terbaik untuk adik.

Ada ketenangan usai menunaikan shalat dhuha di mushalla FK UII, pagi itu. Di tempat sujud yang sama, kami bermunajat. "Kami ridha...ya Allah." Semoga ikhtiar, doa, dan hajat adik, seiring ridha kami padanya, Allah berkenan menurunkan ridha-Nya, dan mengabulkan doa-doa kami.

Tes usai sesaat sebelum berkumandang adzan dzuhur. Kami menunaikan shalat dzuhur berjamaah. Masya Allah, jamaahnya memenuhi mushalla, hingga shalat ditunaikan bergantian.

Wangi bunga semerbak menyeruak kala mukena-mukena FK UII berwarna sama (ungu muda) dibuka dari plastik pembungkusnya, dan dipakai jamaah wanita, yang mayoritas mahasiswi FK UII. Sebelum siang ini, pagi tadi kulihat, seorang petugas mengantar bungkusan besar berisi puluhan mukena yang telah dicuci dan disetrika rapi (dari laundry), membuka sebagian bungkusan, lalu meletakkan sebagian mukena di hanger lemari kaca. Petugas mengambil semua mukena kotor (berwarna sama, pink) di lemari, dan menggantinya dengan mukena ungu. Petugas juga mengganti sajadah untuk imam shalat. Wanginya menenangkan, membuat ibadah semakin khusyu' dan menyenangkan.

Setelah menunaikan shalat dzuhur, sebagai peserta Tes Tahap ll, adik mendapat nasi kotak (menu fried chicken). Kami membawakan susu sapi segar untuknya. Ia sangat lahap makan dan minum. Tak satupun butir nasi tersisa, ataupun susu terbuang percuma.

Dalam perjalanan menuju hotel, adik bercerita tentang Tes Tahap Il.

Peserta yang mendaftar FK UII melalui Jalur CBT ada ribuan orang dari seluruh lndonesia. 

CBT diselenggarakan dalam tiga gelombang (l, ll, lll), beda waktu, selisih bulan.

Adik memilih CBT III yang berlangsung pada 7 dan 8 Juli 2019, karena sebelumnya ia fokus menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Lampung hingga selesai UN, lalu mengikuti Tes Tahap l PKN STAN pada 5 Juli 2019. 

Alhamdulillah, ada kesempatan CBT III yang waktunya tidak saling bertabrakan dengan tes lainnya.

CBT merupakan Tes Tahap l FK UII. Untuk dapat lulus Tes Tahap l, dan dinyatakan lolos ke tahap berikutnya, peserta tes harus mendapatkan nilai memenuhi passing grade (nilai ambang batas).

Dari masing-masing gelombang CBT itu, hanya diambil maksimal 30 orang, yakni yang memenuhi passing grade. Jika yang memenuhi passing grade hanya 22 orang, maka hanya sejumlah itulah yang akan mengikuti Tes Tahap ll.

Setelah melalui seleksi Tes Tahap ll, barulah diumumkan hasilnya, lulus atau tidak.

Pengumuman tentang hasil Tes Tahap ll, diumumkan beberapa hari lagi (sesuai tanggal yang ditentukan), dengan pemberitahuan secara online.

Apa yang adik lalui di Tes Tahap ll FK UII?

Adik menjalani serangkaian tes sebagai berikut :

■ Tes Wawancara :

Adik tak menganggap remeh sesi wawancara ini. Meskipun 'hanya' wawancara, tapi (bisa jadi) pewawancara adalah seorang psikolog (atau bahkan dokter spesialis ahli kejiwaan, yang (mungkin saja) akan menggali pemahaman keislamannya (karena ini perguruan tinggi lslam), keimanannya, kepribadiannya, konsistennya, kejujurannya, tanggung jawabnya, empatinya, dan hal-hal krusial lainnya, terutama karena jurusan yang dipilihnya adalah pendidikan kedokteran, Fakutas Kedokteran Universitas Islam lndonesia!

Semalam ia bertanya pada kami tentang ini, dan meminta pengarahan. Bersamanya, kami berdiskusi, mempersiapkan yang terbaik, semaksimal mungkin, agar ia siap dan percaya diri mengikuti sesi wawancara, esok hari.

Kami mengatakan,

• Malam ini, istirahat yang cukup. Jika lelah, tidur. Bangun lebih awal esok hari. Adik terbiasa bangun di sepertiga malam menjelang fajar, jadi kami tak terlalu merisaukan hal ini;

• Ia harus mempersiapkan fisik dan mental. Persiapan fisik, yakni mandi dan wangi (tentu sajalah, mandi...😄), menggunakan baju lengan panjang rapi dan rok (bukan kaus atau celana panjang), berkerudung kain (bukan berbahan kaus) secara rapi, berkaus kaki, bersepatu, menggunakan tas (bukan tas kresek) untuk menyimpan seluruh berkas penting, lalu sarapan pagi. 

Semua berkas/dokumen penting harus masuk map, malam ini. Tak menundanya besok pagi;

• Besok pagi, berangkat lebih awal, dengan asumsi paling lambat 30 menit sebelum briefing (pengarahan) dimulai, adik sudah harus berada di lokasi tes, agar suasana hatinya tenang, nyaman, senang, dan siap menghadapi tes;

• Persiapan mental, yakni shalat, berdzikir (mengingat Allah dalam setiap keadaan), berdoa, dan ikhtiar (belajar sungguh-sungguh, termasuk belajar materi wawancara).

Kami memberi gambaran pada adik tentang sesi wawancara, seperti :

Seorang psikolog, atau psikiater atau seorang dokter spesialis kejiwaan, akan mewawancarai peserta tes, yang mempersilakannya masuk ke ruang kelas seorang diri.

Peserta akan diperhatikan kepribadiannya mulai dari cara mengetuk pintu, menyampaikan salam, tersenyum, lalu duduk dengan sopan menatap wajah pewawancara (hahaahaaa.... emak babeh sok teu 🤣).

Kami menjelaskan bahwa pertanyaan pewawancara bisa apa saja, dimulai dari hal sederhana, seperti :

- Siapa namamu? Anak keberapa dari berapa bersaudara?

- Dari mana asalmu? Di mana kamu dilahirkan? Tahun berapa? Dibesarkan di mana?

- Apakah ayah ibumu (masih) ada? Bersama siapa kamu tinggal?

- Apa pekerjaan orang tuamu?

- (Jika ibu bekerja/tak bekerja) Mengapa ibumu bekerja/tidak bekerja?

- Apakah kamu mempunyai saudara? Bersekolah/bekerja di mana? Apakah saudaramu memberu pengaruh padamu?

- Sejak kapan kamu memakai jilbab? Konsistenkah? atau kadang lepas, kadang pakai? Memakai jilbab atas kesadaran sendiri atau diminta memakainya oleh orang tua/orang lain?

- Kamu bersekolah SMA mana? Lulus tahun berapa?

- Selama di SMA, aktif atau tidak dalam kegiatan sekolah? Aktif di organisasi apa? Mengapa berminat di bidang itu?

- Apa prestasimu selama di sekolah? Apa prestasi terbaikmu saat di SMA?

- Mengapa kamu ingin menjadi dokter?

- Apakah ada yang memintamu kuliah di fakultas kedokteran?

- Apakah di keluargamu ada yang menjadi dokter?

- Mengapa kamu memilih FK UII?

- Apakah selain FK UII kamu juga mendaftar di universitas lain, atau mungkin mendaftar perguruan tinggi kedinasan seperti PKN STAN?

- Jika kamu diterima di PKN STAN dan FK UII, mana yang kamu pilih? (intinya, menguji konsistensi peserta dalam menjawab peetanyaan).

- Mengapa tidak memilih PTN jika kamu diterima di sana? (semisal, diterima di FK sebuah PTN tapi akreditasinya B).

- Apa yang kamu lakukan jika diterima di FK UII? (Ya jelas, be a Good Muslim Doctor, insya Allah, ... diperinci penjelasannya, bla...bla...bla).

- Kamu ingin menjadi dokter (yang seperti) apa? Apa alasannya?

- Tahukah kamu apa itu empati? Apa bedanya dengan simpati? (pertanyaan ini berkaitan dengan kepribadian dan profesi dokter).

- Apakah kamu tahu bahwa pendidikan kedokteran itu membutuhkan biaya yang sangat tinggi? waktu pendidikannya lama? dengan konsekuensi ditempatkan di pelosok negeri, penghasilan kecil, dan berisiko tinggi? Apakah kamu masih ingin menjadi dokter?

- Apa yang kamu impikan dengan menjadi seorang dokter?

- Apa kelebihanmu?

- Apa kekuranganmu?

- dan lain-lain.

▪ Studi Kasus

Peserta tes diberi gambaran berada dalam situasi dilematis yang berkaitan dengan empati. 

Dalam situasi tersebut, dibutuhkan ketepatan mengambil keputusan dalam waktu singkat. Jika kamu berada dalam situasi seperti ini, apa yang akan kamu lakukan?

▪ Tes Pengetahuan Kedokteran Dasar

Peserta tes diminta membaca jurnal kedokteran menggunakan teks berbahasa lnggris. 

Jurnal tersebut berisi pengetahuan kedokteran dasar, misalnya proses terjadinya pembuahan; atau pengaruh puasa pada kesehatan; atau masa pubertas laki-laki dan wanita. 

Setelah membaca, peserta diminta menutup teks, lalu mengemukakan hal yang ia pahami dari teks tersebut.

▪ Tes membaca ayat Al-Qur'an

Peserta tes diminta membaca ayat Al-Qur'an, semisal Al-Qur'an Surah Al-A'raf (1-3), atau Surah Maryam, atau Surah Yusuf, dan ayat tersebut berkisah tentang apa (sangat membantu jika terbiasa membaca Al-Qur'an beserta terjemahannya, dan/ belajar tentang tafsirnya).

Yeeaayy!!! Kata adik, materi tes wawancara tak jauh beda dengan yang dipelajarinya semalam. 

Adikpun tenang dan percaya diri melewati tes wawancara. 

Masya Allah, tabaraka Rahman. 

Alhamdulillah wa syukrillah.

■ Psikotes

Sebelum tes wawancara, adik harus mengikuti Psikotes. 

Psikotes ini terdiri dari berbagai macam tes. 

Pertama, tes EPPS yang dilakukan secara Computer Based Test (CBT), bertempat di Laboratorium Komputer FK UII.

Tes EPPS ini memuat lebih dari 100 soal, kadangkala muncul lagi soal se-tipe. Intinya, menguji konsistensi jawaban peserta.

Setelah tes EPPS, istirahat sebentar, lalu berlanjut ke tes berikutnya yakni psikotes secara Paper Based Test.

▪ Psikotes secara Paper Based Test (PBT), yakni tes yang dikerjakan secara tertulis di lembar kerja komputer. Jumlah soalnya lebih dari 100.

▪ Tes Pengetahuan Dasar Kedokteran secara Paper Based Test (PBT)

Rupanya, Tes Pengetahuan Dasar Kedokteran tak hanya diujikan di Tes Tahap l, namun juga diujikan kembali di Tes Tahap ll FK UII.

Adik hanya mengira, tes dengan materi Biologi SMA itu hanya ada diujikan sekali, dan ia tak sempat mengulang pelajaran Biologi (karena kemarin-kemarin hanya fokus belajar materi untuk CAT PKN STAN).

Adik menenangkan diri. Bismillahi tawakaltu 'alallaha la haula wa la quwwata illa billah.

Tes Pengetahuan Dasar Kedokteran di Tes Tahap ll ini berupa 5 soal essay berbahasa lnggris, tapi (boleh) dijawab menggunakan Bahasa Indonesia. 

Materi yang diujikan ada di pelajaran Biologi SMA. Adik mencoba mengingatnya. Tabarakallahu, Allah memudahkannya. Alhamdulillah.

Setelah Psikotes yang berjam-jam ini, tibalah saatnya istirahat, yang diberi waktu 15 menit saja. 

Peserta tes boleh makan, minum, ke toilet, bahkan shalat dhuha di mushalla FK UII yang letaknya sangat strategis, persis sesudah pintu masuk FK UII.

Setelah itu peserta tes harus bersiap mengikuti Tes Wawancara. Peserta tes dengan nomor urut 1-15 dipersilakan bersiap lebih awal. Nama peserta dipanggil, bergantian, satu persatu memasuki ruang kelas untuk mengikuti tes wawancara.

Peserta tes diwawancarai oleh seorang dokter spesialis kejiwaan. Pertanyaannya dimulai dari hal-hal mendasar, sampai hal-hal krusial.

Dokter menyodori sebuah kertas berisi teks sebuah kasus. Peserta diminta membacanya lalu mengemukakan pendapatnya. Contoh, kasus tentang empati. Dokter bertanya, apa yang kemudian kamu lakukan jika menghadapi situasi seperti ini?

Dokter kemudian menyodorkan sebuah kertas yang berisi jurnal kedokteran berbahasa lnggris. Peserta diminta membacanya dalam waktu maksimal 5 menit, lalu menutup teks tersebut. Dokter meminta peserta untuk menceritakan kembali tentang isi jurnal tersebut, (boleh) menggunakan bahasa Indonesia.

Masih ada satu tes lagi, yakni diskusi kelompok, memecahkan suatu kasus.

Rangkaian Tes Tahap ll FK UII berakhir pada Pukul 11.45 WIB. Tepat waktu, sesaat sebelum adzan dzuhur berkumandang.


Pengumuman Tes Tahap II FK UII :

Raisa lndira Nayu dinyatakan diterima sebagai calon Mahasiswa Baru UII berdasarkan hasil seleksi Computer Based Test- Fakultas Kedokteran, Tahun Akademik 2019/2020, pada Program Studi Pendidikan Dokter-Fakultas Kedokteran, tertanggal 8 Juli 2019.

Masya Allah, tabarakallahu.
La haula wa la quwwata illa billah.
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmushshalihat.

Semua terjadi atas kehendak Allah.
Tak ada daya dan kekuatan, kecuali itu datangnya dari Allah.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya, sempurna semua kebaikan.



Tulisan berikutnya terkait FK UII :

Tes Kesehatan dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

Penanaman Nilai Dasar lslam (PNDI) dan Pesantrenisasi di FK UII 2019

Ersyadha Club House 2 Yogyakarta


         with love,
💕 Sasa Suratman 💕
         31.07.2019

• ditulis pada hari ini, tepat 7 hari wafatnya akung tercinta, H. Suratman bin H. Bin Hardjono.

Referensi :
Website FK UII Yogyakarta










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bongkar Pasang IUD dengan Bius Total/Anestesi-IUDPart2

• seri lUD ❤ Bongkar Pasang IUD dengan Bius Total/Anestesi ❤ #IUDpart2 Sebelumnya aku pernah posting tentang pengalamanku menggunakan lntra Uterine Device (IUD), juga pengalaman saat pemasangan dan pelepasan IUD, baik oleh dokter Spesialis Obstetry & Gynecology (dokter Sp.OG/ObGyn), maupun bidan. Hari ini aku akan berbagi pengalaman pertamaku menjalani bongkar pasang IUD dengan bius total/anestesi umum. • Saking nyamannya menggunakan IUD, aku sampai lupa bahwa pada Maret 2019 adalah bertepatan dengan 10 tahun IUD tertanam di rahimku.  Aku baru menyadarinya saat membuka berkas catatan kesehatanku. Deg! Limit, dong! Semestinya, IUD jenis ParaGard Copper-T seperti yang kupakai ini lebih aman dilepas setelah 8 tahun masa pemakaian, walaupun boleh dipakai sampai 10 tahun.  Bagaimana jika IUD lengket di rahim? atau geser posisi? atau hilang, gitu? Wiii ngerii! Takut banget! Kujadwalkan pada Maret 2019, bertepatan dengan saat me...

Penempatan Alumni PKN STAN 2018

• seri PKN STAN ❤ Penempatan Alumni PKN STAN 2018 ❤ Jakarta, 4 Oktober 2018 Ada yang baru dan mengejutkan pada penempatan 5.485 alumni Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN 2018. Terdapat 4.885 lulusan PKN STAN yang ditempatkan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan 600 lulusan ditempatkan di Non Kementerian Keuangan. • Kemarin kakak menelepon, "Alhamdulillah, aku ditempatkan di Kementerian Keuangan-Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Ma!" serunya. Kujawab, "Masya Allah, tabarakallah. Alhamdulillah wa syukrillah.  Loh, bukankah memang demikian? Kakak kan kuliah di Program Diploma (Prodip) lll Pajak, jadi wajar kan penempatan kerjanya di Kemenkeu-DJP? Adakah sesuatu yang tak lazim?" "Tidak semua di DJP, Ma. Lulusan ProDip Pajak ada yang penempatan kerjanya di DJP, SetJen, ada pula di Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Teman-temanku yang jurusan Akuntansi bahkan penempatan kerjanya tersebar ke Kementerian/Lembaga Negara (K/L) lainnya,...