Langsung ke konten utama

Drama Poligami

• seri Keluarga

Drama Poligami

Siapa tak menitikkan air mata membaca kisah nyata poligami di masa kini? Aku tak hanya menitikkan air mata, tapi juga tergugu menangis, menyadari Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu.

Allah Maha Tahu yang hamba-Nya butuhkan, bukan sekedar yang ia inginkan.

Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya.

"Fashbir shabran jamiila."
artinya : "... maka bersabarlah engkau dengan kesabaran yang baik."
(Al-Qur'an Surah Al-Ma'arij : 5)

Sesiapa yang pandai bersyukur kepada Allah, maka Allah akan tambahkan nikmat-Nya, dengan segala keberkahan-Nya.

Drama poligami yang ditulis oleh lbu lrene Radjiman ini tak hanya mengharukan, tapi juga mengandung banyak pelajaran.

Beberapa tulisan beliau (chatting email dengan Mbak Theresia) sengaja kusimpan di notes hp-ku (qaddarullah, tak biasanya aku menyimpan seperti ini).

Alhamdulillah notes masih aman tersimpan, tak seperti tulisan-tulisanku yang kuposting di fb lalu hilang bersamaan dengan hilangnya akun fb lamaku di dumay (pengalaman, sayangnya aku tak memiliki duplikatnya, dan malas menulis ulang, mood sudah beda).

Beberapa tulisan beliau tentang drama poligami ini (semula terpisah-pisah dalam beberapa tulisan, di tahun 2016/2017 atau 2018) sempat kurangkum, dan ingin kubagi pada kalian, untuk kita ambil hikmahnya.

Jazakillahu khair, lbu Irene Radjiman. Barakallahu fi kum, untuk lbu lrene, Mbak Theresia dan keluarga.

          with love,
💕 Sasa Suratman 💕

Drama Poligami yang Mengharukan

oleh : Irene Radjiman

Beberapa bulan yang lalu saya mendapat email dari salah seorang sahabat saya. Dia juga seorang mualaf sama seperti saya. Sharen namanya. Dulu Kami bertemu di sebuah lembaga pelatihan pramugari di Jogja.

Sharen mahasiswi Atmajaya, gadis cantik keturunan Tionghoa. Kalo mau banding2an cantik sama Sharen, saya mending tutup muka deh. Udah pasti kalah...jaaauuhhh 😀😁

Sharen, si gadis Tionghoa ini bukan hanya fasih bahasa Mandarin tapi juga fasih bahasa Inggris dan bahasa Jawa. Maklum Cina Semarang 😀.

Kami sama sama pramugari waktu itu, bedanya Sharen lebih dahulu diterima jadi pramugari reguler Garuda Indonesia, sementara saya cukup puas di Airline swasta. Beda kualitas soalnya 😁.

1 th terbang Sharen resign untuk menikah dengan seorang pengusaha muslim. Di situlah awal dia menjadi mualaf. Mereka tinggal di kawasan Menteng Jakarta. 1 th menikah, Sharen dikaruniai anak, namun malang, saat anaknya masih berusia 6 bulan, suaminya mengalami depresi berat karena usahanya bangkrut. Terlilit hutang ratusan juta. Suaminya stress berat nyaris gila, sehingga tidak mungkin menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami sebagai tulang punggung yang menafkahi.

Sharen memutuskan untuk kembali terbang, apply ke Saudi Arabia Airline dan alhamdulillah diterima. Dengan berat hati, dia harus titipkan anak semata wayangnya yang belum genap 1 th kepada ibu mertuanya untuk dirawat, karena dia harus terbang dan hanya bisa mengunjungi keluarganya paling tidak 1 th sekali. Sharen harus menetap di Saudi. Ia tegarkan hati, demi melunasi hutang-hutang suaminya, kebutuhan rumah tangga, termasuk biaya pengobatan suaminya.

10 th Sharen bekerja sebagai pramugari Saudi, alhamdulillah suaminya sudah pulih dan sudah mulai bangkit kembali sebagai pengusaha. Usaha suaminya kini maju dengan pesatnya. Sharen pun resign.

Ini tulisan Sharen dalam emailnya untuk saya :

Dear Irene,

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga Irene sekeluarga selalu dalam keberkahan Allah subhanahu wa ta'ala.

Aku tidak tahu tiba-tiba teringat denganmu. Dulu kita sering berkirim kabar melalui Yahoo Messenger, tapi tiba-tiba terputus karena kesibukan kita masing-masing. Untunglah aku masih menyimpan emailmu ini. Semoga email ini terbaca olehmu.

Irene aku butuh teman. Aku tidak tahu harus bicara pada siapa dan aku juga tidak tahu harus bagaimana. Mungkin karena kita sama sama mualaf, maka entah mengapa tiba tiba aku mencari emailmu.

3 th terakhir ini adalah masa masa bahagiaku. Aku sudah punya baby lagi berusia 1 th, alhamdulillah. Dia perempuan. Lengkap sudah aku memiliki 1 arjuna dan 1 srikandi. Kembali berkumpul bersama anak-anakku, suamiku, keluargaku.

Alhamdulillah 10 th perjuanganku di Saudi tidak sia sia. Suamiku sudah kembali pulih, bahkan usahanya kini semakin pesat. Suamiku juga aktif mengikuti kegiatan pengajian.

Irene, 1 minggu yang lalu suamiku bicara padaku, dia akan berpoligami dengan seorang hafidzah bernama Azizah, gadis berusia 25 th.

Irene, kumohon jangan hakimi aku dulu dengan setiap dalil syari'at Allah. Aku berharap sebagai sesama wanita kau bisa memahami yang aku rasa. Bila ia menginginkan isteri seorang hafidzah, mengapa dia dulu menikahiku yang seorang Katolik ?

Irene, mohon do'akan aku agar aku tetap istiqomah dalam keyakinanku. Dan mohon do'akan aku, agar aku tidak pernah merasa menyesal telah mengenal agama ini.

Mohon balas emailku bila tulisan ini sudah terbaca olehmu.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

- Theresia Sharen Magdalena -

==========================

Ada gemuruh di dalam dada usai membaca email Sharen. Aku tercenung cukup lama, tidak berani langsung membalas emailnya. Aku hanya khawatir bila langsung kubalas, maka yang tertulis hanyalah rasa seorang Irene yang justru ditakutkan akan menjadi pemberontakan pada syari'at Allah.

3 hari kudiamkan email Sharen, hingga akhirnya kubalas emailnya :

Dear Sharen,

Semoga saat kau baca email ini, kau masih berkumpul bersama keluargamu dalam 1 aqidah suci Islam.

Sharen, aku rindu berjumpa denganmu. Rindu melihat mata sipitmu yang terpejam saat kau tertawa. Kuharap mata itu kini makin bercahaya dalam sinar terang bacaan ayat-ayat Al-Qur'an.

Sharen, Allah juga sedang rindu padamu. Allah ingin melihat kau tengadahkan berlama-lama tanganmu yang halus putih bersih itu.

Bila kau bisa mengingatku, sudahkah kau tumpahkan semua yang kau rasa pada Allah? Allah tidak akan menghakimimu dengan dalil-dalil-Nya Allah akan menyentuh tanganmu yang menengadah pada-Nya. Tanyakan pada-Nya, apa yg Dia inginkan darimu? Mintalah petunjuk pada-Nya. Bila poligami ini baik bagimu dan keluargamu, maka Dia akan memampukanmu, membuatmu ikhlas menerimanya, namun bila poligami ini kelak tidak mendatangkan kebaikan bagimu dan bagi keluargamu, mintalah agar prahara itu segera menjauh darimu.

Sharen, kita sudah berjalan dari gelap menuju terang. Janganlah lagi menoleh ke belakang dan berhasrat kembali pada kegelapan, hanya karena di dalam terang kita melihat ada jalan berlubang. Ingatlah selalu, syari'at Allah tidak pernah salah.

Do'aku selalu untukmu.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

==========================

Wahai para suami... kami para istri tahu syari'at poligami. Kami tahu hukum poligami adalah sunah bagi yang mampu, tapi saat ada seorang isteri yang belum mampu menerima poligami, janganlah kau judge dia melawan syari'at Allah. Janganlah kau judge dia mengharamkan poligami.

Durian adalah buah yang dihalalkan, bila ada yang tidak menyukai durian, janganlah kau judge dia mengharamkan durian.

Periksalah dulu dirimu, begitu banyak sunah yang di syari'atkan, sudahkah mampu kau jalankan semua ? Sehingga kau merasa perlu menyuguhkan poligami bagi isterimu ?

Terkhusus bagi kalian yang memiliki isteri seorang mualaf. Insyaa Allah dengan hijrahnya isterimu, surga sudah ada di tanganmu.

Kewajibanmu adalah menjaganya agar tetap istiqomah menuju muslimah yang kaffah.

Biarkan ia berproses menuju keikhlasannya dalam berhijrah.

Lihatlah, betapa mengerikannya kalimat terakhir dari email Sharen : "Do'akan aku agar aku tidak menyesal telah mengenal agama ini."

Semua butuh proses...

Wahai para isteri, 1 hal yang perlu diingat : "Suamimu bukanlah milikmu, dia milik Allah."

Janganlah berlebihan mencintainya hingga membuat Allah cemburu. Ini sangat sulit, tak semudah mengetikkan kata-katanya. Saya sangat memahami, karena saya seorang wanita.

Datanglah pada Allah, sujud menangis dan curhatlah di hadapan Allah saat kau merasa terabaikan semua yang telah kau lakukan dengan segenap hati dan jiwamu.

Bagi kalian wahai para wanita yang telah mampu memiliki hati seluas samudera, telah mampu ikhlas hidup dalam bahtera poligami, janganlah kau judge wanita lain yang belum mampu sebagai wanita yang membangkang syari'at Allah, karena bisa jadi tanpa kau tahu dia telah melalui perjuangan yang mungkin lebih dahsyat dibandingkan dirimu.

Apakah 'Aisyah lebih baik dari Siti Khadijah yang seumur hidupnya tidak pernah dimadu oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?

Apakah para isteri sahabat Rasulullah lebih kaffah dibanding Fatimah binti Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang seumur hidupnya tidak pernah dimadu oleh Ali bin Abu Tholib radhiyallahu 'anhu?

Walau memang jamu itu terasa pahit tapi menyehatkan, dibandingkan gula yg manis tapi menyebabkan penyakit.

Yaaaa kalo bisa sih pilih madu, manis, enak dan menyehatkan.

Tapi.... siapkah dimadu ? Hahaha....

Barusan saya sudah dapat balasan email dari Sharen setelah 2 bulan lebih saya menunggu. Alhamdulillah... sahabat saya masih istiqomah di dalam Islam.

Seperti apa balasan email Sharen ? saya share di status berikutnya yaaa.... kepanjangan kalau disambung disini... lagi pula juga sudah malam.

Mohon do'akan sahabat saya agar tetap istiqomah di dalam Islam.

To be continue....

Mohon Do'a Untuk Sahabat Saya Part 2.

Lebih dari 2 bulan aku menunggu balasan email dari Sharen. Apa kabarmu, Sharenku ? Masihkah kau istiqomah di dalam Islam.

Entah mengapa aku gelisah. Ada rasa khawatir. Kucari sosmednya. Tidak ketemu. Duh mengapa Sharen tidak meninggalkan WA di dalam emailnya ?

Akhirnya yang kulakukan hanya menunggu dan berdo'a untuknya.

Saat aku merasa tak kuasa lagi menunggu, aku butuh dukungan saudara saudariku se-aqidah yg lain. Mohon maaf Sharen tanpa bertanya terlebih dahulu, aku share permasalahanmu. Aku berharap banyak doa terucap untuk mengetuk pintu langit bagimu.

Tepat saat aku akan mengakhiri statusku, notification email berbunyi. Masya Allah...!!!! Sharen....!!!!

==========================

Dear Irene,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Irene, terima kasih atas balasan emailmu. Apa kabarmu hari ini ? Kamu pasti sedang memikirkan aku kan ?

Berkat do'amu kini aku lebih bahagia. Alhamdulillah.

Ketahuilah Irene, saat aku menulis email padamu, aku sudah mengajukan gugatan cerai untuk suamiku. 3 hari kemudian kubaca emailmu. Isi emailmu hampir sama dengan tanggapan seorang ustadzah yang juga mualaf.

Saat itu, sejujurnya aku masih dalam kondisi marah pada Allah. Aku merasa Allah banyak meminta dari hidupku. Aku mulai berhitung setiap sedekah, amal ibadah yang telah kulakukan untuk keluargaku khususnya suamiku.

Ibu mertuaku yang sangat menyayangiku itu setiap malam menangis membujukku untuk mencabut gugatan ceraiku.

Aku gamang, aku bingung. Hingga akhirnya di 1/3 malam di mana seharusnya manusia bermunajat kepada Rabbnya, namun aku justru menumpahkan kekesalanku pada Tuhanku.

"Apalagi yang kau inginkan dariku ya Allah....?!!!!!"

"Mengapa bencana ini Kau hadirkan untukku ? Bila Kau adalah Zat yang Maha Penyayang, seharusnya Kau adalah Zat Yang Maha perasa. Tidakkah Kau bisa merasakan apa yang kurasakan ? Hingga Kau turunkan syari'at poligami untuk menghukumku ?"

Naudzubillah.... do'akan aku, Allah mengampuni dosaku di malam itu.😢

Aku tertidur. Sedikit lega rasa hatiku. Esok malamnya kuulangi lagi tengadahkan tanganku di 1/3 malam memohon ampunan, karena entah mengapa tiba-tiba datang rasa bersalah. Kemudian aku mencoba saranmu. 1 minggu aku terlibat diskusi dengan Allah.

Hingga suatu hari dengan lantangnya ibu mertuaku mengatakan 1 hal pada suamiku, "Pras! Bila kamu tetap ingin menikahi gadis itu.... pergi kamu dari rumah ini !!! Biarkan mama bersama Sharen dan anak-anakmu di rumah ini !!! Mama malu memiliki anak yang tidak tahu diri seperti kamu !!!"

Aku keluar dari kamarku. Ibu mertuaku langsung memelukku. "Kamu jangan pergi Sharen, biarkan Pras yang pergi. Dia tidak pantas menjadi suamimu. Maafkan mama yang telah gagal mendidik Pras menjadi laki2-laki yang tahu diri."

Aku hanya menangis dalam diam. Suamiku pun hanya menunduk diam.

Malam itu kami bertiga (aku, ibu mertuaku dan suamiku) berdiskusi.

"Baiklah Ma, aku tidak akan menikahi Azizah, bila itu hanya akan membuat mama dan Sharen tersakiti. Aku sangat menyayangi kalian. Maafkan aku...." suamiku memeluk kami berdua.

Aku lega, kupikir inilah jawaban dari Allah atas diskusi panjang di atas sajadahku di tiap 1/3 malam, namun ternyata aku salah.

Esok malamnya ba'da isya, Azizah datang kerumahku bersama kedua orang tuanya.

Pada malam itu aku tahu, ternyata bukan suamiku yang ingin menikahi Azizah, tetapi ayah Azizah yang merupakan teman pengajian suamiku yang meminta suamiku untuk meminang anaknya.

Malam itu jelas kutatap wajah Azizah. Azizah, semula kupikir dia adalah gadis belia yang cantik dengan segala pesona yang menggairahkan mata lelaki termasuk suamiku, ternyata sangat jauh dari itu. Dia gadis lugu yang selalu menundukkan kepala. Ada keteduhan di wajahnya.

Di malam itu aku tahu, Azizah memiliki miom yang akan segera dioperasi dan dokter mengatakan 90% Azizah tidak akan mampu memberikan keturunan bagi suaminya. Sudah 3 orang pemuda lajang membatalkan khitbahnya setelah mengetahui kondisi Azizah. Entah mengapa ayah Azizah memiliki TRUST pada suamiku.

Kudekati suamiku dan kutanya, "Mengapa Mas tak pernah cerita ini sebelumnya padaku?"

Suamiku menjawab, "Karena aku tidak mau kamu menganggapnya sebagai modus."

Kudekati ibu mertuaku, "Mama, kumohon terimalah Azizah menjadi bagian dari keluarga kita. Aku ikhlas menerimanya sebagai adik maduku."

Azizah dan ibunya nyaris tersungkur di kakiku, namun aku cegah. Kupeluk Azizah dan kukatakan, "Kau akan menjadi saudaraku."

Suamiku terperangah menyaksikan semua itu. "Kamu yakin telah ikhlas dengan keputusanmu, Sayang ?"

"Iya, Mas. Nikahi dia. Dia akan menjadi bagian dari keluarga kita," jawabku mantap.

Suamiku terlihat masih ragu. Aku tersenyum, "Aku akan mencabut gugatan ceraiku besok."

Alhamdulillah.... seisi rumah mengucapkan hamdalah.

Sudah 1 bulan ini suamiku menikah dengan Azizah. Kami tinggal 1 rumah. Kurasa tak masalah, rumah kami sangat besar.

Tahukah kamu Irene, bisnis suamiku makin pesat. Kini suamiku lebih sering melibatkan aku dalam bisnisnya. Aku yang tadinya hanya di rumah mengurus rumah, kini lebih sering bersama suami untuk menangani bisnis. Anak-anakku di rumah bersama ummi Azizah (begitulah mereka memanggilnya).

Di saat tetangga kami harus membayar 5jt - 6jt untuk seorang baby sitter, anak-anakku justru dibimbing oleh seorang hafidzah.

Tahukah Irene, anakku yang pertama sudah hafal 1 juz dalam 1 bulan selama ada Azizah. Setiap malam mereka mengaji dibimbing oleh umminya. Bayangkan bila suatu saat Arjunaku menjadi tahfidz melalui pendidikan dari dalam rumah kami sendiri.

"Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan?"

Irene, terima kasih telah menjadi sahabatku di dunia dan (insya Allah) di akherat. Andai saat itu kuturuti amarahku meneruskan gugatan cerai pada suamiku, aku pasti tidak akan pernah merasakan kebahagiaan ini.

Ini pelajaran poligami yang langsung Allah ajarkan padaku. Selama ini aku berpikir poligami adalah syari'at yg tidak paham pada perasaan wanita, karena aku tidak pernah bisa menerima saat isteri sedang sakit, suami justru berpoligami, seakan nafsu lelaki lebih pantas untuk dilindungi. Ternyata Allah justru memilihku menjadi orang yang menjalankan poligami sebagai solusi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasib gadis seperti Azizah bila tidak ada syari'at poligami. Haruskah menjalani kesendirian dalam hidupnya hanya karena vonis dokter tidak mampu memberikan keturunan ?

Semula kupikir ini hukuman Allah bagiku, namun ternyata Allah sedang menyanjungku.

Irene, sudah dulu yaaa, suatu saat kau harus mengenal Azizahku.😉

Kumohon doakan kami agar selalu menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Kumohon juga, doakan Azizahku agar Allah berkenan menyembuhkan miomnya sehingga tidak perlu menjalani operasi dan ia bisa memberikan keturunan untuk suamiku. Aamiin.

Bulan depan kami bertiga akan umroh untuk meminta kesembuhan bagi Azizah. Doakan kami yaaa....

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Theresia Sharen Magdalena.

==========================

Poligami tetaplah syari'at yang benar. Bila banyak kasus poligami yang justru menghancurkan rumah tangga, ini karena pelakunya yang gagal paham pada syari'at.

Wahai suami. Kalian memang memiliki hak untuk berpoligami. Namun hak ini tidak lantas digunakan sesuka kalian, dan sesuai hawa nafsu kalian. Berdiskusilah pada Allah, apa maksud Allah mempertemukanmu dengan wanita lain, bukan langsung menggunakan hak vetomu dengan ke-sok tahuanmu dan lantang menggunakan dalil-dalil dengan berkata,"Ini syari'at yang dihalalkan Allah, dan kau, isteri harus menerimanya. Bila tidak bersedia menerima artinya kalian telah mengingkari salah satu syari'at Allah!"

Wahai isteri, wanita dengan segala rasa, janganlah cepat meradang saat mendengar kata poligami. Jangan berdebat sesuai nafsumu. Allah harus lebih kau cintai dibanding kau mencintai suamimu. Ingatlah syari'at Allah tidak pernah salah. Poligami bukanlah kenikmatan tambahan bagi laki-laki, namun tambahan tanggung jawab bagi laki-laki.

Wahai para suami dan para isteri, libatkan selalu Allah dalam setiap galaumu, sehingga kita terhindar dari sikap gagal paham yang sok tahu. (# SelfReminder )

Untukmu, Theresia Sharen Magdalena. Kau bukan hanya rupawan, namun hatimu juga sangat menawan. Kau laksana Ibrahim yang menerima perintah Allah untuk menyembelih anak sulungnya dengan ikhlas.

Sami'na wa atha'na (aku dengar dan aku taat).

May you're one of the best woman in heaven.

Mohon do'a untuk Sharen sekeluarga dan mohon do'a untuk kesembuhan Azizah.

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Irene Radjiman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bongkar Pasang IUD dengan Bius Total/Anestesi-IUDPart2

• seri lUD ❤ Bongkar Pasang IUD dengan Bius Total/Anestesi ❤ #IUDpart2 Sebelumnya aku pernah posting tentang pengalamanku menggunakan lntra Uterine Device (IUD), juga pengalaman saat pemasangan dan pelepasan IUD, baik oleh dokter Spesialis Obstetry & Gynecology (dokter Sp.OG/ObGyn), maupun bidan. Hari ini aku akan berbagi pengalaman pertamaku menjalani bongkar pasang IUD dengan bius total/anestesi umum. • Saking nyamannya menggunakan IUD, aku sampai lupa bahwa pada Maret 2019 adalah bertepatan dengan 10 tahun IUD tertanam di rahimku.  Aku baru menyadarinya saat membuka berkas catatan kesehatanku. Deg! Limit, dong! Semestinya, IUD jenis ParaGard Copper-T seperti yang kupakai ini lebih aman dilepas setelah 8 tahun masa pemakaian, walaupun boleh dipakai sampai 10 tahun.  Bagaimana jika IUD lengket di rahim? atau geser posisi? atau hilang, gitu? Wiii ngerii! Takut banget! Kujadwalkan pada Maret 2019, bertepatan dengan saat me...

Be a Good Muslim Doctor-Tes Masuk FK UII

• seri Menjemput lmpian • ❤ Be a Good Muslim Doctor ❤ Pengalaman mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam lndonesia (UII) melalui jalur Computer Based Test (CBT), lolos Tes Tahap l dan ll, dan dinyatakan Diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Kedokteran. • "Dik, jika Allah izinkan kamu diterima di PKN STAN dan Fakultas Kedokteran, mana yang kamu pilih?" "Insya Allah, kedokteran," adik menjawab mantap. "Meskipun di universitas swasta?" "Jika itu adalah FK UII, maka insya Allah, ya." Adik konsisten dengan pilihannya, ia lebih memilih FK UII, meski sebelumnya telah dinyatakan diterima di Fakultas Farmasi sebuah perguruan tinggi negeri (PTN). Ia tak melakukan registrasi lebih lanjut di PTN tersebut, dan melepaskannya. Adik juga konsisten, lebih memilih FK UII, meski dinyatakan lulus PKN STAN tahap l (pengumuman hari ini, Rabu, 31 Juli 2019, peringkat 209 dari 8910 pese...

Penempatan Alumni PKN STAN 2018

• seri PKN STAN ❤ Penempatan Alumni PKN STAN 2018 ❤ Jakarta, 4 Oktober 2018 Ada yang baru dan mengejutkan pada penempatan 5.485 alumni Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN 2018. Terdapat 4.885 lulusan PKN STAN yang ditempatkan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan 600 lulusan ditempatkan di Non Kementerian Keuangan. • Kemarin kakak menelepon, "Alhamdulillah, aku ditempatkan di Kementerian Keuangan-Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Ma!" serunya. Kujawab, "Masya Allah, tabarakallah. Alhamdulillah wa syukrillah.  Loh, bukankah memang demikian? Kakak kan kuliah di Program Diploma (Prodip) lll Pajak, jadi wajar kan penempatan kerjanya di Kemenkeu-DJP? Adakah sesuatu yang tak lazim?" "Tidak semua di DJP, Ma. Lulusan ProDip Pajak ada yang penempatan kerjanya di DJP, SetJen, ada pula di Badan Kebijakan Fiskal (BKF). Teman-temanku yang jurusan Akuntansi bahkan penempatan kerjanya tersebar ke Kementerian/Lembaga Negara (K/L) lainnya,...