Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

TOA-Pengeras Suara Eksternal Masjid

• seri lslam ❤ TOA ❤ Pengeras suara eksternal, TOA. Dari zaman aku usia balita, lalu beranjak ke usia 5 tahunan, di era 1978-an, telingaku familiar mendengar seruan adzan, maupun lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an menjelang sholat fardhu, dari pengeras suara eksternal (TOA) masjid dan/musholla di sekitarku, di kampung Baledono, Purworejo, Jawa Tengah. Rumahku tak jauh dari musholla dan masjid. Begitu TOA menyala, seruan adzan yang berkumandang seperti berada tepat di atas genteng rumah kami. Keras? Iya. Suara muadzinnya (bergantian, waktu itu) belum tentu syahdu, tapi kami tak ribut memprotesnya. Biasa saja, dinikmati saja. Agak jauh dari rumah, ada masjid milik pondok pesantren. Masjid ini lebih maju dalam mengoptimalkan TOA. Mulai fajar pertama (waktu tahajud menjelang fajar shiddiq/adzan subuh), terdengar adzan, dilanjutkan sholawat (suara Syaikh Abdul Basit, yang sangat merdu, menyejukkan jiwa. Suara rekaman syaikh dari cassete, tentunya). Tak berapa lama, b...

Be a Good Muslim Doctor-Tes Masuk FK UII

• seri Menjemput lmpian • ❤ Be a Good Muslim Doctor ❤ Pengalaman mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam lndonesia (UII) melalui jalur Computer Based Test (CBT), lolos Tes Tahap l dan ll, dan dinyatakan Diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Kedokteran. • "Dik, jika Allah izinkan kamu diterima di PKN STAN dan Fakultas Kedokteran, mana yang kamu pilih?" "Insya Allah, kedokteran," adik menjawab mantap. "Meskipun di universitas swasta?" "Jika itu adalah FK UII, maka insya Allah, ya." Adik konsisten dengan pilihannya, ia lebih memilih FK UII, meski sebelumnya telah dinyatakan diterima di Fakultas Farmasi sebuah perguruan tinggi negeri (PTN). Ia tak melakukan registrasi lebih lanjut di PTN tersebut, dan melepaskannya. Adik juga konsisten, lebih memilih FK UII, meski dinyatakan lulus PKN STAN tahap l (pengumuman hari ini, Rabu, 31 Juli 2019, peringkat 209 dari 8910 pese...

Penisbatan untuk Tujuan Li Nasab

• seri Keluarga ❤ Penisbatan ❤ Seseorang yang baru berteman denganku di dumay bertanya, "Mbak, apakah Suratman itu nama suami Mbak? Gak boleh lho, Mbak. Bla..bla..bla." Teplak! "Bukan." Lha? Suamiku kan babeh Beib Andy Prijanto. Sasa Suratman itu nama akun fb-ku. Namaku di akta kelahiran adalah W.... N....... (binti) Suratman. W.... (anugerah dari Allah), N....... (cahaya kedamaian). Orangtuaku memberi nama tersebut sebagai wujud rasa syukur kepada Allah sekaligus doa, agar anugerah dari Allah (berupa anak) membawa cahaya kedamaian (putri shalihah) dalam keluarga, dan selamat di dunia-akhirat. Walaupun sekedar nama akun, Sasa (dari kata Santi), tapi penisbatan namaku tetap pada nama ayah kandungku, Suratman. Apa sih arti pentingnya penisbatan? Hak seorang anak atas orang tuanya, di antaranya adalah mendapatkan nama yang baik, pendidikan yang baik, ibu yang baik. Alhamdulillah, orangtuaku telah menunaikan kewajibannya, salah satunya adalah memberiku nama yan...

Drama Poligami

• seri Keluarga ❤ Drama Poligami ❤ Siapa tak menitikkan air mata membaca kisah nyata poligami di masa kini? Aku tak hanya menitikkan air mata, tapi juga tergugu menangis, menyadari Maha Kuasa Allah atas segala sesuatu. Allah Maha Tahu yang hamba-Nya butuhkan, bukan sekedar yang ia inginkan. Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. "Fashbir shabran jamiila." artinya : "... maka bersabarlah engkau dengan kesabaran yang baik." (Al-Qur'an Surah Al-Ma'arij : 5) Sesiapa yang pandai bersyukur kepada Allah, maka Allah akan tambahkan nikmat-Nya, dengan segala keberkahan-Nya. Drama poligami yang ditulis oleh lbu lrene Radjiman ini tak hanya mengharukan, tapi juga mengandung banyak pelajaran. Beberapa tulisan beliau (chatting email dengan Mbak Theresia) sengaja kusimpan di notes hp-ku (qaddarullah, tak biasanya aku menyimpan seperti ini). Alhamdulillah notes masih aman tersimpan, tak seperti tulisan-tulisanku yang kuposting di fb lalu hilang bersamaan den...

Haruskah Menjadi Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan?-Pascawisuda PKN STAN

• seri PKN STAN ❤ Haruskah Menjadi Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan? ❤ Pascawisuda PKN STAN 2018, kakak sempatkan pulang ke Metro, meski sebentar. Di Metro, ia kuajak periksa mata, dan mengganti lensa (bukan bingkai) kacamata, bila perlu. Setidaknya, setahun sekali ia memeriksa matanya yang minus. Berhubung tahun lalu ia tak menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS untuk pembelian lensa kacamatanya, maka tahun ini ia berhak menggunakan fasilitas JKN BPJS -nya untuk penggantian biaya pembelian lensa, karena telah memenuhi syarat 2 tahun. Sampai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), petugas memeriksa data di komputer, dan menyatakan bahwa ia tak terdaftar lagi di BPJS karena telah berusia 21 tahun. Ia harus mendaftar kepesertaan baru. Pilihannya adalah mendaftar sebagai peserta mandiri non Aparatur Sipil Negara karena meskipun tahun depan, insyaallah, ia sudah mulai bekerja di Kementerian Keuangan, namun statusnya masih Calon Pegawai Neger...